Minggu, 22 Agustus 2010

GIC (Glass Ionomer Cement)

Well, tugas PSAF yang saya tidak kerjakan ini, ternyata sangata berguna untuk praktek ekskavasi kemarin..
Ah, bodohnya diriku tidak mengerjakan essay ini,padahal ini sangat penting..
Jujur, kemarin gw capek bgt..T_T jadi gk sempet ngerjain deh..
Yaudah, gw ngerjainnya di blog gw aja lah:

GIC:

Glass Ionomer Cement (GIC) adalah bahan gigi restoratif digunakan dalam kedokteran gigi untuk mengisi gigi dan luting semen. Materi ini didasarkan pada reaksi silikat serbuk kaca dan polyalkenoic asam. Bahan Gigi berwarna diperkenalkan pada tahun 1972 untuk digunakan sebagai bahan restoratif untuk gigi anterior (terutama untuk mengikis daerah, Kelas III dan rongga V). Saat berikatan kimia pada jaringan keras gigi dan melepaskan fluoride dalam waktu yang relatif lama, aplikasi modern GICs telah diperluas. Diinginkan sifat semen Ionomer kaca membuat mbahan yang bermanfaat dalam pemulihan lesi membusukkan gigi atau tulang di daerah rendah stres seperti permukaan halus dan kecil dalam rongga anterior proksimal gigi primer. Hasil dari studi klinis, tidak mendukung penggunaan restorasi konvensional Ionomer kaca atau logam-diperkuat di gigi primer.

GICs umumnya diklasifikasikan menjadi lima tipe dasar:
- Semen Ionomer Konvensional
- Modifikasi Resin GIC (Konvensional dengan penambahan HEMA)
- Semen Ionomer Hibrida (Juga dikenal sebagai Dual-Cured Glass Ionomer Cement)
- Tri-Cure GIC
- Metal-Reinforced GIC

Komposisi dan Persiapan:
Aplikasi termasuk campuran bubuk dan cair. Jenis aplikasi menetapkan viskositas dari semen, yang disesuaikan dengan memvariasikan distribusi ukuran partikel dan rasio serbuk-ke-cair.

GIC POWDER

Serbuk kalsium asam-larut fluoroaluminosilicate mirip dengan silikat kaca namun dengan rasio alumina-silikat yang lebih tinggi meningkatkan reaktivitas dengan cairan. Bagian fluoride bertindak sebagai fluks dari "keramik". Lantanum, Strontium, Seng Oksida Barium atau aditif memberikan radioopacity. Fusion bahan baku untuk membentuk kaca yang seragam dengan memanaskan mereka untuk suhu 1100 ° C hingga 1500 ° C. kaca, adalah tanah menjadi bubuk memiliki bubuk partikel berkisar antara 15-50 μm. Persentase bahan baku adalah:

* Silika 41.9%
* Alumina 28.6%
* Aluminium Fluoride 1.6%
* Kalsium Fluoride 15.7%
* Natrium Fluoride 9.3%
* Aluminium Fosfat 3.8%

GIC Liquid
Awalnya, cairan untuk GIC adalah larutan asam poliakrilat dalam konsentrasi sekitar 40 sampai 50%. Cairan sangat kental dan cenderung gel dari waktu ke waktu. Dalam sebagian besar semen saat ini, asam adalah dalam bentuk co-polymer dengan itaconic, asam maleat atau tricarboxylic. Asam ini cenderung meningkatkan reaktivitas cairan, penurunan viskositas dan mengurangi kecenderungan untuk gelasi. asam tartarat juga hadir dalam cairan. Hal ini meningkatkan karakteristik penanganan dan meningkatkan waktu bekerja, tapi waktu pengaturan lebih pendek. Viskositas tartrat asam yang mengandung semen umumnya tidak berubah selama hidup rak semen. Namun, perubahan yang dapat terjadi ketika viskositas semen melampaui tanggal tersebut. Sebagai sarana untuk memperpanjang waktu kerja GIC, beku-kering dan bubuk kaca bubuk polyacid ditempatkan dalam botol yang sama bedak. cair ini terdiri dari air atau air dengan asam tartrat. Ketika bubuk dicampur dengan air, bubuk asam melarutkan dan menyusun kembali asam cair dan proses ini diikuti oleh reaksi asam-basa. Semen jenis ini kadang-kadang disebut sebagai gelas air Ionomer Ionomer settable atau keliru seperti kaca anhidrat.

Manipulasi
Untuk mencapai pemulihan jangka panjang dan prostesis itu tetap kuat, pertimbangan manipulatif sebagai berikut untuk GIC harus dipenuhi:
1. Permukaan gigi yang disiapkan harus bersih dan kering
2. Kelebihan semen harus dihapus pada waktu yang tepat
3. Permukaan harus diselesaikan tanpa pengeringan yang berlebihan
4. Restorasi perlindungan permukaan harus dipastikan untuk mencegah keretakan atau peluruhan.

Keuntungan
- Adhesi yang melekat pada struktur gigi
- Biokompatibel
- Menghambat peluruhan Fluoride dan Timbulnya Karies
- Persiapan Kavitas Minimal diperlukan, sehingga mudah digunakan pada anak-anak

Kegunaan
Tipe I untuk Luting Semen
Tipe II Untuk restorasi
Tipe III Liners dan Basis
Tipe IV Fissure Sealants
Tipe V Semen Ortodontik
Tipe VI Core Build Up

Referensi:
* Phillips' Science of Dental Materials by Kenneth J. Anusavice
* Dental Materials: Properties and Manipulation by Robert Craig, John M. Powers and John C. Wataha
* Applied Dental Materials by J. F. McCabe, Angus Walls and John N. Anderson
* Introduction to Dental Materials, R van Noort, 2002, p137
* Glass-Ionomer Cement, Alan D. Wilson and John W.McLean, 1988
* Acid-base Cements, A.D. Wilson and J.W. Nicholson, 1993, p116

Kemaren sempet mati gaya pas disuruh meng-ekskavasi gigi Karies, tapi Alhamdulillah lancar..hehehe
I Love FKG UI..=)

Senin, 26 Juli 2010

Sabtu, 17 Juli 2010

Dental Instrumen Dasar

Setelah daftar ulang di Universitas Indonesia (UI) tanggal 16 Juni 2010, gw sempet mampir ke Stand Fakultas Kedokteran Gigi (FKG).
Disana gw ngisi biodata, mesen jaket Lab.& Nametag, Beli Souvenir FKG, kenalan sama anak FKG yang lagi bareng di Stand dan yang bikin gw suka, gw disuruh beli Basic Dental Instruments .

Actually, I was Surprised..and I was wondering Why I should buy this Dental Instruments..
Ya, gw kaget karena tiba2 disuruh beli alat2 Dokter Gigi standar..Karena gw pikir gw belum resmi jadi Dental Student, tapi udah beli alat2 dental =D . .

Dan akhirnya gw beli karena gw merasa tertarik sama tuh alat2 dan juga itu bisa buat gw tau, tentang alat2 dasar untuk Dokter Gigi =)
Dan alat itu pun bisa dipake sampe jadi Dokter Gigi kata kakak2 seniornya..=D
Satu lagi, alat2 itu akan digunakan pas PSAF FKG UI, jadi itu emang dibutuhkan..=D

Alat-alat Dasar itu kurang lebih seperti ini :





Well, kurang lebih seperti itu..
Awalnya belum tau nama-nama dari alat-alat itu, tapi sekarang Alhamdulillah udah tau =)

These Things are :
-Mirror
-Probe
-Periodontal Probe
-Tweezers

Well, Alhamdulillah secara teori fungsinya pun udah tau..Tapi belum tau makenya gimana,hhe..
Oia, ada tambahan juga,
-Gloves
-Mask





Kalau Gloves & Mask sih pasti udah pada tau,hhe..

Yap, semoga saja semuanya berjalan sesuai keinginan dan Harapan..=D
Love FKG UI..

Untung Rugi Kesehatan dari Memutihkan Gigi

Merry Wahyuningsih - detikHealth

Jakarta, Senyum manis dengan gigi yang putih cemerlang tentunya menjadi idaman dari setiap orang. Untuk mendapatkan hal itu, banyak orang yang melakukan pemutihan gigi atau bleaching. Apa saja untung dan rugi kesehatan dari melakukan pemutihan gigi?

Bleaching gigi biasanya dilakukan untuk menghilangkan warna gigi yang kuning atau kusam akibat sisa-sisa makanan seperti kopi, coklat, rokok, obat atau ada juga yang warnanya berubah karena terjadi perubahan struktur di dalam gigi.

Dilansir dari Health24, Sabtu (17/7/2010), berikut beberapa keuntungan dan kerugian melakukan pemutihan gigi:

Keuntungan

1. Gigi yang gelap atau kusam dari dibersihkan dalam waktu yang relatif singkat (dari 4-5 hari hingga 3 atau 4 minggu)
2. Meningkatkan rasa kepercayaan diri dan efek psikologis yang ditimbulkannya
3. Orang bisa mengontrol tingkat keputihan giginya

Kerugian

1. Orang perlu memakai zat pemutih (bleaching trays) selama enam sampai delapan jam per hari untuk mendapatkan efek yang maksimal. Padahal bahan kimia yang digunakan untuk memutihkan gigi dapat mengubah persepsi rasa dan mengganggu perncernaan.
2. Sering melakukan pemutihan gigi bisa mengakibatkan hipersensitif gigi
3. Iritasi pada jaringan lunak
4. Sakit tenggorokan
5. Kesulitan untuk menggigit
6. Bleaching gigi bisa membuat kecanduan atau ketagihan

Dan menurut drg Armasastra Bahar, PhD, anggota Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), gigi yang berwarna gading sebenarnya lebih baik dibandingkan dengan gigi putih, karena gigi yang terlalu putih menunjukkan struktur yang kurang kuat.

Sumber: http://health.detik.com/read/2010/07/17/123035/1401199/766/untung-rugi-kesehatan-dari-memutihkan-gigi

Rabu, 14 Juli 2010

Mencegah Gigi Berlubang

Untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:

Memeriksa gigi secara rutin
Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.

Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat
Pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.

Menyikat gigi dengan cara yang benar
Walau menyikat gigi telah dilakukan secara teratur namun bila dilakukan dengan cara yang tidak benar, tentu hasilnya tidak akan maksimal. Cara yang benar adalah dengan menyikat ke arah bawah untuk gigi depan (gigi seri) bagian atas, menyikat gigi ke arah atas untuk gigi depan bagian bawah dan menyikat secara mendatar untuk gigi geraham. Menyikat gigi geraham hendaknya dilakukan lebih lama, karena pada gigi ini berpotensi menempelnya sisa-sisa makanan.

Kumur setelah makan
Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.

Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan
Sisa makanan yang tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan menggunakan tusuk gigi. Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan celah antar gigi semakin besar disamping dapat menyebabkan luka pada gusi.

Pilih pasta gigi yang mengandung fluorida
Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida. Zat ini merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi. Adanya zat ini dapat mencegah pembusukan pada gigi.

Makan makanan yang berserat
Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti dapat membuat gigi lebih kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang.

Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung
Makanan jenis ini bila tertinggal di gigi dan adanya bakteri akan menyebabkan asam yang membuat gigi berlubang.

Sumber: http://www.lintasberita.com/go/375555

Takut ke Dentist?

Mengatasi Rasa Takut ke Dokter Gigi

Jika Anda merasa takut saat dokter gigi menangani gigi Anda, silahkan beritahukan ke dokter Anda. Ia tentu senang membantu Anda mengatasinya. Anda bisa memberitahunya bahwa Anda akan memberi isyarat dengan tangan bahwa Anda takut atau merasa sakit saat ia sedang menangani gigi Anda. Banyak pasien mendapati bahwa hal tersebut membuat mereka lebih tenang.

Selain itu kebanyakan dokter gigi sering mengajak bicara pasiennya saat menangani gigi pasien. Hal ini bertujuan menenangkan hati pasien tersebut.

Ingatlah bahwa gigi yang sehat menunjang kesehatan tubuh. Jika Anda segera memperbaiki gigi Anda yang berlubang, hal ini akan menghindari problem dan perawatan yang mahal di kemudian hari.

sumber: http://www.lintasberita.com/go/375555

Sabtu, 12 Juni 2010

Jalan Berliku Menuju Keadilan: Kisah Nyata Seorang Maba UI 2010

Siang itu saya pulang ke rumah dengan perasaan yang tidak karuan. Saya buka ransel sekolah saya sesekali, masih saya pandangi 1 bendel formulir pemberian Bu Arthena, guru BP saya. Saya masih tidak percaya jika ternyata 1 dari 4 formulir seleksi mahasiswa baru UI jalur PPKB untuk sekolah saya tersebut akan jatuh ke tangan saya.

Yah,itulah impian besar saya sejak saya mengenal apa itu PTN. Saya ingin sekali mengenyam pendidikan di UI, itulah hal yang memotivasi saya untuk belajar dengan sungguh-sungguh setiap harinya. Walaupun sebenarnya gerbang untuk meraih impian itu baru saja terbuka, saya galau juga. Kalau saya bicarakan hal ini kepada kedua orangtua saya, saya takut akan membuat mereka semakin terbebani, saya tidak tega. Saya sadar benar bahwa untuk makan sehari-hari saja sulit, sampai-sampai ibu saya harus merantau ke Jakarta. Bagaimana tidak,ayah saya hanyalah seorang PNS golongan II yang tiap bulan hanya menerima gaji bersih tidak lebih dari 350 Ribu.

Sampai sore hari pun saya masih belum berani membicarakan hal ini kepada Ayah saya. Setelah beberapa saat saya shalat Istikarah akhinya saya putuskan: Dengan nekatnya saya mendaftar diam-diam. Karena pada saat itu saya dibebani biaya pendaftaran 100 Ribu sementara saya tidak punya uang sama sekali, maka saya memberanikan diri mendatangi pemilik bimbingan belajar dimana saya biasanya mengajar les untuk meminta setengah dari gaji saya di awal. Beruntung sekali pemilik bimbel itu memaklumi keadaan saya, beliaupun memberikan uang 150 Ribu kepada saya.

Saya sadar bahwa langkah yang saya ambil ini salah karena bertindak tanpa sepengetahuan orangtua. Sehingga saya mendaftarkan diri belum mendapat restu dari orangtua. Tapi sekali lagi,niat dan kemauan saya untuk dapat kuliah di sana mengalahkan segalanya.

Setelah berkas dikirimkan, saya merasa lega. Namun lagi-lagi saya dihantui perasaan bersalah terhadap orangtua saya. Siang itu saya beranikan diri untuk memberi tahu kedua orangtua saya. Pertama kali saya menelepon Ibu saya, Alhamdulillah meskipun awalnya beliau agak kaget tapi pada akhirnya beliau memberi restu kepada saya. Yang agak membuat nyali saya teruji adalah ketika saya memberi tahu kepada ayah saya. Dan ternyata dugaan saya terbukti, ekspresi ayah saya saat itu sangat membuat saya merasa bersalah. Beliau berkata:”Nak, bagaimana kalau kita tidak mampu membayar biaya pendidikannya? Ayah khawatir kalau kamu bakalan dikeluarkan dan akhirnya kecewa. Dengan apa kita membayar? Ayah hanya punya rumah ini. Kalaupun dijual tidak akan cukup untuk membiayai kamu sampai selesai. Lalu bagaimana dengan Adikmu? Kamu memang kurang beruntung mempunyai Ayah seperti Ayah ini…”.

Itulah kata-kata yang keluar dari Ayah saya, ingin rasanya saya menangis ketika mendengarnya. Saya sangat merasa bersalah. Kemudian saya berusaha untuk selalu meyakinkan Ayah saya bahwa saya bisa, ada banyak beasiswa di UI dan saya akan berusaha dengan keras untuk kuliah dengan beasiswa. Kalaupun saya gagal mendapat beasiswa, saya akan bekerja paruh waktu untuk mencukupi biaya kuliah saya. Meskipun Ayah saya tidak begitu yakin dengan apa yang saya katakan, akhirnya beliau memberi restu kepada saya.

Pada tanggal 16 Januari 2010, saya berangkat sekolah jauh lebih pagi dari biasanya untuk mampir ke warnet melihat pengumuman diterima atau tidaknya saya di UI. Subhanallah, antara percaya dan tidak percaya ternyata saya diterima. Namun pandangan saya buyar ketika melihat besarnya biaya pendidikan yang harus saya bayar. Setelah saya cari-cari cara pembayaran, yaitu pada tanggal 29 Januari 2010, saya memutuskan, dan memang harus memutuskan untuk memilih sistem pembayaran BOP Berkeadilan, yaitu pembayaran biaya pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Saya langsung mendaftar secara on line, dan segera menririmkan berkas-berkas yang dibutuhkan sehari setelah itu. Pengumuman besaran biaya BOP baru diumumkan pada tanggal 8 Maret, sambil bersabar saya terus berdoa semoga permohonan saya tercapai. Besarnya BOP yang saya ajukan waktu itu adalah 100 Ribu (karena yang saya tahu skala BOP antara 0-7,5 Juta), DKFM dan lainnya 700 Ribu, sedangkan untuk uang pangkal saya menuliskan 0 Rupiah. Jadi kalau ditotal saat itu saya mengajukan Biaya keseluruhan sebesar 800 Ribu. Saya mengisinya bukan tanpa alasan, karena saya hanya mampu untuk membayar sebesar itu.

Dalam melengkapi berkas pendaftaran BOP, Saya mengalami beberapa kesulitan. Diantaranya adalah tentang 3 surat rekomendasi dari tetangga yang disertai dengan nomor telepon yang bersangkutan. Bagaimana tidak? Saya hidup di desa yang sangat pelosok, tetangga saya jarang yang mempunyai telepon mereka juga sedikit sekali yang bisa baca tulis. Waktu saya ke rumah Pak RT, saya menjadi ragu. Beliau sudah tua dan tidak punya telepon, akhirnya beliau menuliskan nomor telepon menantunya, itupun tidak selalu dirumah. Pencarian ke tetangga kedua jauh lebih sulit, waktu beliau menuliskan rekomendasi, tulisannya hampir tidak terbaca. Namun beruntung beliau mempunyai telepon yang bisa dihubungi. Surat rekomendasi ketiga saya ajukan kepada pemilik bimbel tempat saya mengajar, beliau adalah orang satu-satunya berpendidikan yang tahu keadaan saya.

Saya harap, melalui beliau inilah saya akan mendapatkan pencerahan. Selain mencari informasi dari internet, saya berusaha untuk mendapatkan nomor telepon kakak kelas dari UI yang bisa membantu saya. Awalnya saya mendapatkan nomor HP Kak ***, mahasiswa Farmasi, saya bercerita panjang lebar kepada beliau tentang keadaan yang saya hadapi. Selang beberapa hari beliau memberikan nomor HP seseorang yang dianggapnya tetap yaitu Kak *****. Saya juga tidak sungkan-sungkan menceritakan keadaan saya kepada beliau dengan harapan beliau dapat membantu saya menurunkan BOP B yang harus saya bayarkan. Awalnya saya malu, namun keinginan saya terlalu kuat untuk mengalahkan rasa malu saya.

Pengumuman BOP yang pertama pun akhirnya keluar. Pagi itu saya hampir menangis karena ternyata BOP sementara yang dibebankan kepada saya jauh dengan yang saya ajukan. Total yang harus saya bayar saat itu adalah 6,2 Juta. Pikiran saya menjadi kacau balau, bagaimana jika Ayah saya tahu? Beliau pasti akan bersedih. Saya terus berhubungan dengan pihak yang mengurusi BOP B melalui email, saya mengajukan Banding. Saya membuat pernyataan bahwa orangtua saya tidak mampu membayar sebesar itu dan hanya mampu membayar tidak lebih dari 1 juta saja. Tiap email yang saya kirimkan direspon, tapi isinya hanya menyuruh saya bersabar menunggu prosedur selanjutnya.

Selang beberapa hari setelah itu, tetangga saya memberi tahu saya bahwa beliau dihubungi pihak UI, namun tidak jelas dengan setiap pertyanyaan yang diajukan oleh pihak UI karena semua pertanyaannya menggunakan bahasa Indonesia, sedangkan tetangga saya hanya mengerti bahasa Jawa. Saya sedih mendengarnya. Sorenya Pemilik bimbel juga bicara pada saya bahwa beliau mendapat telepon. Namun pada saat itu beliau sedang menghadiri acara hajatan tetangga sehingga tidak tahu kalau ada telepon dari pihak UI. Saya semakin kecewa. Kemudian saya mendatangi Pak RT, Jawaban yang saya dapatkan tidak jauh berbeda. Menantunya saat itu sedang di pabrik sehingga tidak tahu apa yang sedang ditanyakan pihak UI. Saya hampir putus asa, saya takut kalau hal ini akan mempengaruhi hasil BOP B saya.

Satu-satunya harapan saya saat itu adalah Ayah saya, ketika ditelepon ternyata beliau sedang dalam perjalanan. Beliau tidak dapat mendengar dengan baik setiap pertanyaan yang diajukan karena keadaan yang sangat bising di jalan. Saya hampir menangis mendengarnya. Namun tidak ada yang bisa saya perbuat. Semuanya sudah terlanjur. Saya serahkan keputusan yang terbaik kepada Allah dan pihak yang mengurusi BOP B. Saya harap mereka dapat menetapkan jumlah yang paling adil kepada saya.

Pengumuman hasil Banding pun keluar. Pagi-pagi saya datang ke warnet. Saya kecewa berat karena BOP B saya tidak berubah, masih tetap 6,2 Juta. Saat mengetahui hal itu saya hanya bisa menangis dalam hati. Pikiran saya di sekolah menjadi tidak terfokus gara-gara tidak berani memberitahukannya kepada orangtua saya.

Karena saya masih belum percaya dengan hasil yang saya peroleh pagi itu, sepulang sekolah saya mampir ke warnet lagi. Ternyata informasi yang saya dapatkan berbeda dari yang tadi pagi keluar. Kalau paginya masih 6,2 Juta, siangnya menjadi 5,5 Juta dengan kebijakan 3 kali cicilan. Meskipun mengalami penurunan sebesar 700 Ribu, saya masih kecewa juga karena jumlah sebesar itu sangat jauh dari yang saya ajukan. Namun mau bagaimana lagi, di bawah pengumuman itu terdapat tulisan:”Keputusan penentapan ini bersifat Final dan tidak bisa di ubah lagi”

Sepulang dari warnet, dengan muka kusut, saya menyerahkan hasil cetakan pemberitahuan tersebut kepada Ayah saya. Ayah saya hanya terdiam saja. Saya takut kalau beliau akan kembali pesimis.

Saat membayar cicilan pertama, ada satu hal yang membuat saya tersentuh sebagai seorang anak. Karena Ayah saya tidak mempunyai uang sama sekali, beliau mendatangi Pak Camat untuk meminjam uang. Saya kasihan juga melihat Ayah saya yang menjadi seperti pengemis, demi saya. Setiap hari saya dihantui oleh perasaan ketakutan dan kegalauan. Apakah cicilan berikutnya kami masih mampu mengusahakan untuk membayar?

Tetapi ada satu hal yang meyakinkan saya bahwa dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 286 Allah berfirman bahwa Dia tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan umatnya. Saat itu mulai timbul keyakinan di hati saya bahwa saya pasti bisa melalui semua ini. Ayah dan Ibu saya, itulah semangat saya. Saya ingin membahagiakan mereka. Saya tidak ingin mereka bekerja keras terus-terusan. Dan saya harus bisa membawa perubahan.

Cicilan kedua pun menanti, seperti biasanya, Ayah saya tidak punya uang. Saya tidak ingin melihat lagi beliau menjadi seorang peminta-minta. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menelepon saudara saya yang di luar negeri. Ternyata tidak bisa. Saya mencoba lagi menghubungi saudara saya yang di Bekasi, Alhamdulillah beliau berkenan meminjami uang.

Semakin lama perjuangan sulit yang saya lewati ini tidak mengecilkan hati saya untuk mundur, justru mengobar semangat saya untuk tetap bertahan dan memperjuangkan semua ini. Banyak orang-orang terdekat saya yang terus menyemangati saya. Dengan dukungan dan doa mereka, saya berjanji saya akan semakin tegar dalam melangkah.

Sekarang ini saya masih dalam masa menunggu pengumuman beasiswa BIDIK MISI. Inilah harapan saya satu-satunya saat ini. Jika saya berhasil mendapatkannya, paling tidak saya akan melegakan hati kedua orangtua saya.

Dan semakin hari, jarak saya menuju sekolah impian saya, sebuah Universitas terkemuka di Indonesia dengan segala prestasinya semakin dekat. Saya semakin optimis! Tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan saya untuk menggapainya, kecuali Allah. Saya akan buktikan kepada semua, bahwa saya gadis miskin dari desa yang hidup sendirian di sana akan dapat berprestasi, sungguh-sungguh dalam menggali ilmu dan tidak akan mengecewakan. Saya janji. Dengan Rahmat Allah, tidakada yang tidak mungkin…

sumber: www.facebook.com

Mengenai Saya

Foto saya
Dental Student at University of Indonesia.